Post Anyar

6/recent/ticker-posts

Suhu Lingkungan Mempengaruhi Kwalitas Ubi Cilembu

Ubi cilembu madu asli terkadang bisa juga mengalami hal yang tidak diinginkan. Mengapa demikian?  Karena ubi ini termasuk kategori umbi yang pada kenyataannya bisa saja berubah rasanya ataupun tekstur legitnya.

Dalam kurun waktu 4 sampai 5 bulan ubi ini ditanam dan siap panen, biasanya ada pengaruh tertentu yang menyebabkan ubi ini menjadi kurang manis. Hal ini lumrah terjadi mengingat iklim saat ini susah diprediksi.  Menurut berbagai sumber bahwa ubi ini biasanya akan terkena penyakit saat memasuki bulan ke 2 hingga bulan ke 3 apabila curah hujan meningkat. Dalam kasus ini hama yang biasanya menyerang adalah hama cacing. Hama cacing ini menyebabkan kulit bergaris hitam dan pahit jika dikonsumsi. Kendati demikian,  sangatlah jarang terjadi kasus seperti ini jika perawatan dilaksanakan secara baik. Lain halnya dengan kemarau saat usia ubi memasuki bulan ke 3 dan ke 4, ubi biasanya terserang hama lanas atau boleng. Kedua hama ini sangatlah merugikan sekali daripada hama tikus ataupun ulat tanah. Karena ubi yang terkena hama lanas ataupun cacing biasanya tidak bisa dikonsumsi sama sekali. Karena rasa pahit dan aroma menyengatnya.

Selain hama,  ubi cilembu juga kadangkala terkendala suhu.  Apabila pasca panen penyimpanan ubi saat suhu udara menurun atau dalam keadaan curah hujan tinggi, biasanya ubi menjadi susah layu sehingga kurang baik saat dioven atau rasanya berkurang setelah dioven. Mengingat bahwa ubi cilembu ini harus layu dulu sebelum dioven. Meskipun demikian,  ubi tersebut bukan berarti tidak bagus. Hanya saja waktu untuk menjadi layu menjadi bertambah. Yang asalnya 2-3 hari layu menjadi 1-2 minggu. Tentunya kasus lambatnya kelayuan ubi ini menjadi masalah yang sedikit serius. Karena hal ini menghambat waktu untuk mengoven ubi dan pastinya menurunkan omset. 

Berbagai upaya bisa dilakukan dalam mengatasi hal ini. Salahsatunya yaitu dengan cara meniriskan ubi setelah dicuci dalam kisaran suhu 25°C ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung. Atau jika dalam kurin waktu 1 minggu belum layu juga,  biasanya para pelaku usaha ubi bakar cilembu menjemur ubi tersebut di pagi hari (antara jam 8 - jam 10).
Kendala - kendala seperti itu lumrah terjadi pada ubi cilembu. Jangan beranggapan bahwa ubi tidak bisa dioven atau jelek diovennya. Kenali dulu karakter ubi ini. Lihat kontur kulit dan ketebalannya.  Apabila ubi memiliki kontur kulit yang cenderung keras dan kasar,  ubi tersebut berarti sudah tua dan masa pelayuannya biasanya hingga 3-4 hari. Apabila kontur ubinya relatif rentan terhadap gesekan, itu menandakan bahwa ubi tersebut masih muda saat dipanenya. Biasanya layu dalam 2-3 hari setelah dicuci. Namun seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa suhu dan curah hujan mempengaruhi proses pelayuan ubi,  sehingga dapat memperlambat proses layu dan terkadang ubi yang sudah disimpan malah tumbuh tunas dari pangkalnya. Jangan heran,  karena tumbuhnya tunas ini menandakan bahwa ubi tersebut benar-benar bagus dan hidup.

Apabila suhu diatas rata-rata atau pada saat musim kemarau, biasanya ubi menjadi cepat layu. Hal ini juga seringkali dibarengi dengan cepat keringnya ubi sehingga tidak layak konsumsi. Cara menyiasati hal seperti ini biasanya ubi setelah dipanen didiamkan dalam keadaan kotor selama 2-3 hari. Baru dicuci setelahnya atau sebelum dioven.

Aneka kendala yang terjadi pada ubi cilembu sangat dipengaruhi oleh suhu dan keadaan lingkungannya. Ada baiknya kita juga mengadakan eksperimen sendiri di lingkungan kita masing-masing. Karena karakteristik lingkungan berbeda.

Post a Comment

0 Comments