UBI CILEMBU JADI TIDAK MANIS, WHY?

Sdr. Martono, di Salatiga, Jawa Tengah, pernah mencoba menanam ubi cilembu yang benihnya dibawa langsung dari desa Cilembu, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Tetapi di Salatiga, hasilnya berubah menjadi tidak manis. Mengapa?

Benarkah ubi cilembu hanya bisa dibudidayakan di sekitar desa Cilembu, Kab. Sumedang, Jawa Barat? Hingga kalau ditanam di kawasan lain akan berubah menjadi tidak manis? Ubi jalar (sweet potato, Ipomoea batatas); terdiri dari dua kelompok varietas. Pertama, kelompok varietas sweet potato, yang rasanya memang manis. Dan kedua kelompok unsweet sweet potato, yang rasanya tawar. Ubi cilembu adalah varietas sweet potato yang rasanya sangat manis. Jadi, manisnya ubi cilembu, bukan karena faktor agroklimat setempat, melainkan faktor genetik. Ditanam di mana pun, ubi cilembu akan manis.

Di desa Cilembu, ubi yang telah dipanen tidak langsung dijual, melainkan diperam terlebih dahulu. Caranya, dengan dihamparkan di kolong rumah. Rumah di pedesaan di Jawa Barat, termasuk di Cilembu, selalu berbentuk panggung, hingga ada kolong di bagian bawahnya. Kolong rumah inilah yang digunakan untuk memeram ubi cilembu, selama satu bulan. Di desa Cilembu pun, ubi yang baru saja dipanen berasa tawar, karena patinya belum diubah oleh enzim, melalui fermentasi menjadi gula. Sekarang memang banyak pedagang pengumpul, yang langsung mengirim ubinya ke pedagang pengecer.

Namun para pedagang ini tidak akan langsung menjualnya, melainkan membiarkannya tertumpuk di atas rak, yang merupakan etalase kiosnya. Yang mereka jual adalah, ubi yang sudah berada di gerai minimal selama dua minggu. Hingga di Salatiga pun, ubi cilembu pasti akan sama manis dengan yang dibudidayakan di Sumedang. Namun setelah dipanen jangan langsung dioven, melainkan diperam terlebih dahulu. Kawasan di sekitar Salatiga, sangat cocok untuk budidaya ubi cilembu, karena agroklimatnya sama dengan kawasan Sumedang, Jawa Barat.

Ubi jalar memang paling cocok dibudidayakan di dataran menengah, dengan ketinggian antara 400 sd. 800 m. dpl. seperti di sekitar Salatiga. Kalau dibudidayakan di dataran rendah mulai dari 0 m sampai 200 m, maka umur tiga bulan harus sudah dipanen, agar umbinya tidak diserang oleh hama penggerek. Sebaliknya kalau ubi jalar ditanam di dataran tinggi (di atas 1.000 m. dpl), memang tidak akan diserang penggerek umbi, namun umur panennya bisa sampai satu tahun. Hingga budi daya ubi jalar, paling optimal di dataran menengah, terutama di tanah vulkanis.

Benih ubi cilembu, tidak perlu Anda beli dari petaninya langsung di desa Cilembu, sebagai jaminan keaslian. Sebab meskipun benih itu asli, namun Anda tidak tahu apakah benih itu F3, F4, atau malahan sudah lebih dari F5. Kode ini digunakan untuk menandai benih generasi ke berapa yang  dibudidayakan. Untuk menjamin keaslian dan kemurnian benih, Anda cukup membeli ubi cilembu asli, lalu menyemainya, sampai tumbuh menjadi hamparan tanaman ubi, yang disebut F0 (F nol). Stek dari tanaman yang berasal dari ubi ini, disebut F1. Kalau tanaman ini dibenihkan lagi, akan menjadi F2 dan seterusnya.

Sejalan dengan peningkatan nomor kode, semakin menurun pulalah kualitas umbi, dan volume hasil panen. Kalau Anda punya sepetak lahan untuk menyemai umbi, dan terus dipelihara sebagai sumber benih, maka Anda akan selalu memperoleh benih F1, yang kualitasnya sangat baik. Meskipun benih sampai dengan F5, penurunan kualitas dan kuantitas hasilnya masih belum terlalu drastis. Setelah F5, baru terjadi degradasi kualitas dan kuantitas hasil. Kota Salatiga dan sekitarnya sebagai kawasan wisata, juga sangat cocok untuk memasarkan ubi cilembu. Sebab di sini banyak obyek wisata, yang ramai terutama setiap week end  dan liburan